Kesimpulan dari perlawanan banten terhadap voc
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban Abimansyah
Kesimpulan
Banten merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Nusantara dengan letak yang stategis di ujung barat pulau Jawa dekat dengan selat Sunda yang merupakan titik pertemuan jalur perdagangan Asia bahkan dunia setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511. Hal tersebut membuat Banten selalu ramai oleh lalu lintas perdagangan. Disamping itu, Banten memiliki potensi alam yang cukup menguntungkan, dimana Banten merupakan penghasil lada terbesar di Jawa Barat. Pada rentang waktu antara 1651 sampai dengan 1682, Banten mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dengan swasembada beras dibawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan kondisi alam dan letak geografis inilah yang membuat VOC dibawah pimpinan Gubernur Jendral Joan Maetsuyker (1653-1678) berkeinginan untuk menguasai Banten, menjadikannya sebagai pusat pertemuan (Rendez-vous) sekaligus memonopoli perdagangan rempah-rempah, khususnya lada.
Untuk memenuhi kehendaknya, VOC mulai menggunakan siasat blokade ekonomi dengan tujuan agar Banten mau tunduk kepada VOC. Hal tersebut dilakukan dengan menyerang kapal-kapal asing yang hendak berdagang di Banten. Kondisi ini membuat Banten mengalami penurunan dalam hal kegiatan perekonomian. Menaggapi hal tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan untuk melakukan perlawanan terhadap VOC.
Jika salah mohon maaf -
2. Jawaban claramatika
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: XI SMA
Kategori: Perkembangan Hindu Budha di Indonesia
Kata kunci: perlawanan Banten terhadap VOC Pembahasan:Belanda merupakan penjajah yang paling lama di Indonesia. Saat kerajaan Demak mengalami kekacauan maka Banten melepaskan diri dari kekuasaan Demak. Kerajaan Banten merupakan kerjaan bercorak Islam di Indonesia. Saat pertama kali Belanda datang ke Banten, Banten merupakan pelabuhan internasional yang ramai.Belanda ingin menguasai Banten, tetapi belum pernah berhasil. Kerajaan Banten tidak suka kedatangan Belanda. Setelah J.P Coen mendirikan kota Batavia perselisihan antara Banten dan VOC semakin tajam. Persaingan dagang antara Banten dan VOC tak dapat dihindarkan. Banten dan VOC saling berebut jalur pelayaran di selat Sunda. Kapal-kapal VOC memblokade pelabuhan Banten guna melumpuhkan perdagangan Banten,
Pada tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Kerajaan Banten. Demi kepentingan pertahanan, Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan untuk membangun saluran irigasi yang membentang dari Sungai Untung Jawa sampai Pontang untuk meningkatkan produksi pertanian, saluran irigasi , untuk memudahkan transportasi perang. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng ini memang banyak dibangun saluran air/irigasi. Oleh karena itu, beliau dijuluki Sultan Ageng Tirtayasa (tirta artinya air). Terjadi perang 3 kali antara kerajaan Banten melawan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha menghidupkan perdagangan Banten kembali. Sultan Haji (anak Sultan Ageng Tirtayasa) sangat khawatir jika dia tidak segera menjadi sultan, maka akan diberikan kepada Pangeran Arya Purbaya. Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten.Sultan Haji (anak Sultan Ageng Tirtayasa) secara sembunyi-sembunyi meminta bantuan VOC untuk merebut tahta ayahnya. Terjadilah perang antara Sultan Ageng dan Sultan Haji. Rakyat dan sebagian besar tokoh kerajaan membantu Sultan Ageng. Sementara itu, VOC segera mengirimkan pasukan ke Banten untuk membantu Sultan Haji. Sultan Ageng terdesak, dan bersama putranya yang kedua bernama Pangeran Purbaya, melarikan diri ke selatan.
Mereka dikejar oleh pasukan VOC dan pasukan Sultan Haji. Akhirnya pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Sementara Pangeran Purbaya melarikan diri ke daerah Priangan.
Setelah Sultan Ageng tertangkap, Sultan Haji mengakui kekuasaan VOC. Sultan Haji telah mengakui kekuasaan VOC di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa telah mengajarkan untuk selalu menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi asing. Walaupun Sultan Ageng Tirtayasa telah meninggal, perlawanan rakyat Banten terhadap VOC terus berlangsung yakni perlawanan yang dipimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu Bagus. Mereka mendapatkan bantuan dari Ibnu Iskandar dan Syekh Yusup. Ibnu Iskandar adalah seorang pelaut dari Sumatera Barat, sedangkan Syekh Yusup ialah seorang pelaut dari Makasar. Kedua orang pelaut ini menyerang armada VOC. Perlawanan Kyai Tapa dan Ratu Bagus ternyata sangat kuat sehingga VOC kewalahan menghadapi serangan itu. Dengan susah payah akhirnya perlawanan yang dipimpin Ki Tapa dan Ratu Bagus ini dapat dipadamkan.Pertanyaan Lainnya